Verification: 6cb86c86b08afb36
Budaya

Candi Kidal: Warisan Budaya Kerajaan Singasari

Tersembunyi di tengah hamparan sawah yang hijau di Kabupaten Malang, Jawa Timur, berdiri megah Candi Kidal, saksi bisu kejayaan dan spiritualitas Kerajaan Singasari. Dibangun pada tahun 1248 Masehi, candi ini merupakan tempat pendharmaan Raja Anusapati, putra Raja Ken Arok pendiri Kerajaan Singasari. Candi Kidal memancarkan pesona arsitektur dan relief yang memikat, mengantarkan pengunjung ke dalam lorong waktu sejarah Jawa Timur.

Candi Kidal bukan sekadar bangunan batu yang kokoh. Di balik keindahannya, terkandung kisah-kisah heroik dan nilai-nilai luhur dari masa lampau. Relief-relief yang menghiasi candi menceritakan kisah Ramayana dan Arjunawiwaha, mengantarkan pengunjung pada petualangan moral dan spiritual. Candi ini menjadi simbol penghormatan atas jasa Raja Anusapati dan sekaligus menjadi pengingat kejayaan Kerajaan Singasari.

Menelusuri Jejak Sejarah Candi Kidal

candi kidal

Menelusuri Jejak Singasari di Candi Kidal

Kisah Candi Kidal berawal dari tahun 1248 Masehi, saat Raja Anusapati dibunuh oleh Tohjaya, adiknya sendiri. Tragedi ini menandai pergolakan politik di Kerajaan Singasari. Untuk meredakan ketegangan dan menunjukkan rasa bakti, Tohjaya kemudian mendirikan Candi Kidal sebagai tempat pendharmaan bagi sang kakak. Candi ini menjadi simbol penghormatan terakhir dan permohonan maaf Tohjaya atas perbuatannya.

Pembangunan Candi Kidal menandai era baru dalam arsitektur Kerajaan Singasari. Berbeda dengan candi-candi sebelumnya yang bergaya Kediri, Candi Kidal menunjukkan pengaruh Jawa Timur Tengah dan Jawa Barat. Perpaduan gaya ini menghasilkan arsitektur yang lebih ramping dan dinamis, dengan detail yang lebih halus dan rumit.

Candi Kidal terdiri dari tiga tingkatan, yaitu kaki, tubuh, dan atap. Tingkat kaki candi dihiasi dengan relief-relief yang menceritakan kisah-kisah Ramayana dan Arjunawiwaha. Relief-relief ini dipahat dengan detail yang indah dan ekspresif, menggambarkan adegan demi adegan dari kisah-kisah tersebut.

Pada tingkat tubuh candi terdapat tiga relung yang berisi arca-arca dewa Hindu. Arca utama di relung tengah adalah arca Siwa Mahadewa, yang melambangkan kedewasaan dan kebijaksanaan Raja Anusapati. Di relung kiri terdapat arca Brahma, dewa pencipta, sedangkan di relung kanan terdapat arca Wisnu, dewa pemelihara.

Tingkat atap candi berbentuk stupa yang ramping dan tinggi. Stupa ini melambangkan puncak spiritualitas dan pencerahan. Di puncak stupa terdapat sebuah batu berbentuk finial, yang dipercaya sebagai simbol lingga atau alat kelamin laki-laki.

Makna dan Nilai Sejarah Candi Kidal

Candi Kidal bukan sekadar bangunan batu yang kokoh. Di balik keindahannya, terkandung makna dan nilai sejarah yang mendalam. Candi ini menjadi simbol penghormatan atas jasa Raja Anusapati dan sekaligus menjadi pengingat kejayaan Kerajaan Singasari. Relief-relief yang menghiasi candi menceritakan kisah-kisah heroik dan nilai-nilai luhur dari masa lampau, seperti keberanian, kesetiaan, dan pengabdian.

Candi Kidal juga menjadi bukti perkembangan arsitektur di Jawa Timur pada masa Kerajaan Singasari. Perpaduan gaya arsitektur yang terlihat pada candi ini menunjukkan kemajuan teknologi dan seni pada masa itu. Candi Kidal menjadi contoh nyata bagaimana seni dan arsitektur dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dan nilai-nilai budaya.

Bagi pecinta sejarah, budaya, dan spiritualitas, Candi Kidal adalah destinasi wisata yang tak boleh dilewatkan. Menjelajahi candi ini ibarat melakukan perjalanan waktu ke masa lampau, merasakan atmosfer spiritualitas dan kejayaan Kerajaan Singasari. Pengunjung dapat mempelajari kisah-kisah heroik dan nilai-nilai luhur dari relief-relief yang menghiasi candi.

Lokasi Candi Kidal

Perjalanan menuju Candi Kidal menawarkan petualangan yang menyenangkan. Pengunjung dapat menempuh perjalanan darat dengan kendaraan pribadi atau transportasi umum dari Kota Malang. Jarak tempuh dari Kota Malang sekitar 20 kilometer, dengan waktu tempuh kurang dari 1 jam.

Bagi pecinta alam, perjalanan menuju Candi Kidal akan memanjakan mata dengan pemandangan pedesaan yang asri. Hamparan sawah hijau, pepohonan rindang, dan udara segar menemani perjalanan, menghadirkan nuansa pedesaan yang autentik.

Panduan Menuju Candi Kidal:

  • Kendaraan Pribadi: Dari Kota Malang, ikuti Jalan Raya Tumpang ke arah timur. Setelah melewati Pasar Tumpang, belok kanan menuju Jalan Rejokidal. Ikuti jalan ini hingga bertemu dengan gerbang Candi Kidal.
  • Transportasi Umum: Pengunjung dapat naik angkot berwarna biru jurusan Tumpang-Malang. Turun di pertigaan Rejokidal, kemudian melanjutkan perjalanan dengan ojek atau berjalan kaki menuju Candi Kidal.

Fungsi Candi Kidal

Candi Kidal, yang menjulang megah di Desa Rejokidal, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menyimpan kisah dan makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar tempat pemujaan. Dibangun pada tahun 1248 Masehi untuk menghormati jasa Raja Anusapati, candi ini menjadi saksi bisu berbagai fungsi penting dalam sejarah Kerajaan Singasari.

Tempat Pemujaan dan Pendharmaan Raja Anusapati

Fungsi utama Candi Kidal adalah sebagai tempat pemujaan dan pendharmaan Raja Anusapati. Di dalam candi terdapat arca Siwa Mahadewa, yang melambangkan kedewasaan dan kebijaksanaan Raja Anusapati. Relief-relief di candi juga menceritakan kisah-kisah heroik dan nilai-nilai luhur dari masa pemerintahannya.

Simbol Penghormatan dan Kesetiaan

Pembangunan Candi Kidal oleh Tohjaya, adik Raja Anusapati, menjadi simbol penghormatan atas jasa dan pengabdian sang kakak. Candi ini menjadi bukti penyesalan Tohjaya atas tragedi pembunuhan Raja Anusapati dan usahanya untuk menebus kesalahan.

Pusat Spiritual dan Keagamaan

Candi Kidal juga berfungsi sebagai pusat spiritual dan keagamaan pada masa Kerajaan Singasari. Masyarakat setempat datang ke candi untuk bersembahyang, memohon perlindungan, dan mencari ketenangan jiwa. Candi ini menjadi simbol kesucian dan kedekatan manusia dengan dewa-dewa Hindu.

Bukti Kemajuan Arsitektur dan Seni

Candi Kidal menjadi bukti kemajuan arsitektur dan seni pada masa Kerajaan Singasari. Perpaduan gaya arsitektur yang terlihat pada candi ini menunjukkan keahlian dan kreativitas para pengrajin pada masa itu. Candi Kidal menjadi contoh nyata bagaimana seni dan arsitektur dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dan nilai-nilai budaya.

Media Pembelajaran Sejarah dan Budaya

Candi Kidal menjadi media pembelajaran sejarah dan budaya yang berharga bagi generasi penerus. Relief-relief dan arsitektur candi menceritakan kisah-kisah dan nilai-nilai dari masa lampau, yang dapat memberikan pelajaran dan inspirasi bagi kehidupan saat ini.

Candi Kidal bukan hanya sebuah bangunan batu yang kokoh. Di balik keindahannya, terkandung makna dan nilai sejarah yang mendalam. Candi ini menjadi simbol penghormatan, spiritualitas, dan kemajuan Kerajaan Singasari. Fungsi Candi Kidal yang beragam menjadikannya sebuah warisan budaya yang tak ternilai harganya dan wajib dilestarikan.

Corak Candi Kidal

Candi Kidal, yang berdiri kokoh di Desa Rejokidal, Kabupaten Malang, Jawa Timur, bukan hanya memukau dengan arsitekturnya yang megah, tetapi juga menyimpan kekayaan corak yang sarat makna. Perpaduan gaya arsitektur Jawa Timur Tengah dan Jawa Barat pada candi ini menjadikannya sebuah karya seni yang unik dan istimewa.

Candi Kidal menandakan era baru dalam arsitektur Kerajaan Singasari. Berbeda dengan candi-candi sebelumnya yang bergaya Kediri, Candi Kidal menunjukkan pengaruh Jawa Timur Tengah dan Jawa Barat. Perpaduan gaya ini menghasilkan arsitektur yang lebih ramping dan dinamis, dengan detail yang lebih halus dan rumit.

Kaki Candi Kidal dihiasi dengan relief-relief yang menceritakan kisah-kisah Ramayana dan Arjunawiwaha. Relief-relief ini dipahat dengan detail yang indah dan ekspresif, menggambarkan adegan demi adegan dari kisah-kisah tersebut. Tokoh-tokoh dalam relief digambarkan dengan proporsi yang ideal dan ekspresi yang hidup, seolah-olah menceritakan kisah mereka secara langsung kepada pengunjung.

Pada tingkat tubuh candi terdapat tiga relung yang berisi arca-arca dewa Hindu. Arca utama di relung tengah adalah arca Siwa Mahadewa, yang melambangkan kedewasaan dan kebijaksanaan Raja Anusapati. Di relung kiri terdapat arca Brahma, dewa pencipta, sedangkan di relung kanan terdapat arca Wisnu, dewa pemelihara. Arca-arca ini dipahat dengan detail yang halus dan ekspresi yang tenang, memancarkan aura kesucian dan kemegahan.

Tingkat atap Candi Kidal berbentuk stupa yang ramping dan tinggi. Stupa ini melambangkan puncak spiritualitas dan pencerahan. Di puncak stupa terdapat sebuah batu berbentuk finial, yang dipercaya sebagai simbol lingga atau alat kelamin laki-laki. Bentuk finial ini melambangkan kesuburan dan kekuatan reproduksi, yang merupakan salah satu elemen penting dalam kepercayaan Hindu.

Candi Kidal tidak hanya memukau dengan bentuknya, tetapi juga dengan perpaduan warna dan ornamen yang menarik. Batu andesit dari candi ini memiliki warna abu-abu yang khas, yang dipadukan dengan warna merah bata pada beberapa bagian. Candi ini juga dihiasi dengan berbagai ornamen, seperti kala, makara, dan awan, yang memberikan sentuhan detail dan keindahan pada bangunan.

Corak Candi Kidal merupakan perpaduan sempurna antara keindahan dan makna. Perpaduan gaya arsitektur, relief, arca, dan ornamen pada candi ini menceritakan kisah-kisah sejarah, nilai-nilai spiritual, dan kepercayaan masyarakat pada masa Kerajaan Singasari. Candi Kidal bukan hanya sebuah bangunan tua, tetapi juga sebuah karya seni yang tak ternilai harganya dan wajib dilestarikan.

Mengagumi Relief Candi Kidal

candi kidal

Candi Kidal di Malang bukan hanya memukau dengan arsitekturnya yang megah, tetapi juga menyimpan kekayaan relief yang memikat. Relief-relief ini bagaikan jendela yang membawa pengunjung kembali ke masa kejayaan Kerajaan Singasari, menceritakan kisah-kisah heroik, nilai-nilai luhur, dan kehidupan masyarakat pada masa lampau.

Kisah Ramayana dan Arjunawiwaha

Relief-relief Candi Kidal terpahat dengan detail yang halus dan ekspresif, menggambarkan adegan demi adegan dari kisah Ramayana dan Arjunawiwaha. Pengunjung dapat mengikuti perjalanan Rama dalam membebaskan Sinta dari cengkeraman Rahwana, atau menyaksikan petualangan Arjuna dalam mencapai kesempurnaan spiritual.

Memahami Nilai-Nilai Luhur yang Terkandung

Relief-relief Candi Kidal tidak hanya menceritakan kisah-kisah, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur yang dapat dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan saat ini. Pengunjung dapat belajar tentang keberanian, kesetiaan, pengabdian, dan nilai-nilai moral lainnya yang terkandung dalam kisah-kisah tersebut.

Kehidupan Masyarakat Singasari

Relief-relief Candi Kidal juga memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat Singasari pada masa lampau. Pengunjung dapat melihat bagaimana mereka berpakaian, berperang, dan melakukan ritual keagamaan. Detail-detail kecil dalam relief ini memberikan informasi yang berharga tentang budaya dan tradisi masyarakat Singasari.

Beberapa Relief Unggulan Candi Kidal:

  • Relief Garuda: Relief ini menceritakan kisah Garuda, seekor burung yang menyelamatkan ibunya dari perbudakan. Relief ini melambangkan bakti dan pengabdian seorang anak kepada orang tuanya.
  • Relief Ramayana: Relief ini menceritakan kisah Rama, Sinta, dan Rahwana. Relief ini melambangkan perjuangan antara kebaikan dan kejahatan, serta kemenangan kebenaran atas kebohongan.
  • Relief Arjunawiwaha: Relief ini menceritakan kisah Arjuna, seorang ksatria yang mencari kesempurnaan spiritual. Relief ini melambangkan perjalanan manusia dalam mencapai pencerahan.

Keistimewaan Candi Kidal

Candi Kidal, yang menjulang megah di Desa Rejokidal, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menyimpan segudang keistimewaan yang menjadikannya warisan budaya tak ternilai. Dibangun pada tahun 1248 Masehi untuk menghormati jasa Raja Anusapati, candi ini bukan sekadar bangunan batu biasa, tetapi sebuah mahakarya arsitektur, seni, dan spiritualitas yang mencerminkan kejayaan Kerajaan Singasari.

Keistimewaan Arsitektur dan Relief yang Memukau:

  • Perpaduan Gaya Arsitektur: Candi Kidal menandai era baru dalam arsitektur Kerajaan Singasari. Perpaduan gaya Jawa Timur Tengah dan Jawa Barat menghasilkan arsitektur yang lebih ramping dan dinamis, dengan detail yang lebih halus dan rumit.
  • Relief yang Menawan: Relief-relief Candi Kidal menceritakan kisah-kisah Ramayana dan Arjunawiwaha dengan detail yang indah dan ekspresif, memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat Singasari pada masa lampau.
  • Arca Dewa yang Megah: Arca Siwa Mahadewa, Brahma, dan Wisnu di candi ini dipahat dengan detail yang halus dan ekspresi yang tenang, memancarkan aura kesucian dan kemegahan.

Nilai Sejarah dan Spiritual yang Mendalam:

  • Tempat Pemujaan dan Pendharmaan Raja Anusapati: Candi Kidal dibangun sebagai tempat pemujaan dan pendharmaan Raja Anusapati, melambangkan penghormatan atas jasa dan pengabdiannya.
  • Simbol Penghormatan dan Kesetiaan: Pembangunanan candi oleh Tohjaya menjadi simbol penghormatan atas sang kakak dan usahanya untuk menebus kesalahan.
  • Bukti Kemajuan Arsitektur dan Seni: Candi Kidal menjadi bukti kemajuan arsitektur dan seni pada masa Kerajaan Singasari, menunjukkan keahlian dan kreativitas para pengrajin pada masa itu.

Keistimewaan Lainnya:

  • Pembacaan Relief Berlawanan Arah Jarum Jam: Berbeda dengan candi-candi lain, relief Candi Kidal dibaca berlawanan arah jarum jam, menambah keunikan dan nilai sejarahnya.
  • Lokasi yang Asri: Candi Kidal terletak di pedesaan yang asri, dikelilingi sawah hijau dan pepohonan rindang.
  • Potensi Wisata dan Pendidikan: Candi Kidal menjadi potensi wisata budaya dan edukasi yang menarik bagi wisatawan dan pelajar.

Candi Kidal bukan hanya sebuah candi biasa, tetapi sebuah warisan budaya yang tak ternilai harganya. Keistimewaan arsitektur, relief, nilai sejarah, dan spiritualnya menjadikannya sebuah mahakarya yang wajib dilestarikan dan dipelajari oleh generasi penerus. Mengunjungi Candi Kidal bukan hanya wisata biasa, tetapi sebuah perjalanan untuk menyelami sejarah, kebudayaan, dan spiritualitas Kerajaan Singasari.

Tiket Masuk Candi Kidal

Candi Kidal, sebuah warisan budaya yang memesona di Malang, Jawa Timur, menawarkan pengalaman wisata sejarah dan spiritual yang tak terlupakan. Bagi pengunjung yang ingin menjelajahi keindahan dan keunikan candi ini, berikut adalah informasi terbaru mengenai tiket masuk Candi Kidal:

Harga Tiket Masuk:

  • Wisatawan Domestik: Rp 5.000
  • Wisatawan Mancanegara: Rp 10.000

Jam Buka:

  • Candi Kidal buka setiap hari dari pukul 08:00 hingga 16:00 WIB.

Informasi Tambahan:

Penutup

Candi Kidal, yang menjulang megah di Desa Rejokidal, Kabupaten Malang, Jawa Timur, bukan hanya sebuah candi biasa. Candi ini adalah sebuah portal waktu yang membawa pengunjung kembali ke era kejayaan Kerajaan Singasari, menceritakan kisah-kisah heroik, nilai-nilai luhur, dan kehidupan masyarakat pada masa lampau.

Keindahan arsitektur, relief yang memukau, dan nilai sejarah yang mendalam menjadikan Candi Kidal sebuah warisan budaya tak ternilai. Mengunjungi Candi Kidal bukan hanya wisata biasa, tetapi sebuah perjalanan untuk menyelami kekayaan budaya dan spiritualitas Indonesia. Mari kita jaga dan lestarikan Candi Kidal sebagai bukti kejayaan masa lampau dan inspirasi bagi masa depan.

Back to top button

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.