Pernah mendengar tentang KBS? Ragu mau ke sana gara-gara santer diberitakan mengabaikan satwa-satwa koleksinya itu?
Jangan khawatir. Meski belum sebesar Taman Safari Bogor, kebun binatang yang didirikan sejak 31 Agustus 1916 ini terus berbenah dan melakukan perbaikan. Tak hanya dari segi fasilitas umum, tapi juga pada pemeliharaan satwa.
Kandang-kandang beberapa binatang telah direvitalisasi. Kegiatan-kegiatan tambahan seperti atraksi tunggang satwa, dongeng satwa, dan live music disediakan. KBS bahkan sempat menggandeng pakar satwa dunia sebagai partner untuk perbaikan.
Jadi, jangan ragu buat berkunjung ke sini. Cocok kok dijadikan destinasi wisata keluarga dan anak yang edukatif. Ditambah lagi, di depan KBS kamu bisa berfoto dengan patung buaya dan hiu yang menjadi ikon kota selama ini.
Ranca Upas atau Kampung Cai Ranca Upas adalah salah satu bumi perkemahan di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Terletak di Jalan Raya Ciwidey Patenggang KM. 11, Alam Endah, Ciwidey Kabupaten Bandung, dengan jarak sekitar 50 km dari pusat Kota Bandung.
Memiliki luas area sekitar 215 Hektar, berada pada 1700 meter di atas permukaan laut, dengan suhu udara sekitar 17 °C – 20 °C. Sekitar area, oleh hutan lindung dengan beragam flora seperti Pohon Huru, Hamirug, Jamuju, Kihujan, Kitambang, Kurai, Pasang dan Puspa. Sedangkan fauna terdiri dari beragam jenis burung, serta beberapa satwa jinak lainnya.
Fasilitas dan aktivitas wisata
Tempat ini merupakan sebuah camping ground, dengan fasilitas yang cukup lengkap seperti kamar mandi umum dan sarana beribadah Mesjid. Juga terdapat arena outbound dan penyewaan kendaraan ATV.
Untuk memasuki lokasi wisata Ranca Upas setiap pengunjung diharuskan membayar biaya tiket seharga Rp 10.000. Harga tersebut berlaku untuk anak – anak ataupun orang dewasa. Tiket masuk dibayarkan di Pos Penjualan, tak jauh dari gerbang utama. Apabila ingin berkemah, biaya yang harus dibayarkan adalah Rp 35.000 untuk dua orang per malam. Selain tiket masuk, pengunjung juga diharuskan membayar biaya parkir sebesar Rp 2.000 untuk motor, Rp 5.000 untuk mobil, dan Rp 20.000 untuk bus pariwisata.
Bagi pengunjung yang ingin berkemah, pihak pengelola Ranca Upas juga menyediakan penyewaan peralatan kemah yang lengkap. Beberapa peralatan yang tersedia antara lain tenda ukuran kecil (untuk 2 orang) dan sedang (untuk 10 orang), sleeping bag, matras, dan lainnya.
Sejarah dan Mitos
Ranca Upas Ciwidey menjadi salah satu tempat pelatihan Kopassus, dulunya ranca upas merupakan hutan belantara dengan rawa yang luas. Setelah hutan tersebut bebas dari hewan buas, Ranca Upas dijadikan hutan lindung oleh pihak Perhutani dan kemudian membuka lahan tersebut untuk menjadi sebuah Camping Ground.
Ranca Upas Ciwidey, diambil dari kata bahasa Sunda yaitu “Ranca” yang berarti “Rawa”, dan “Upas” adalah seorang petugas Perhutani yang melegenda dikawasan Gunung Patuha. Diceritakan bahwa Upas merupakan seorang pria yang berbadan kekar dengan tinggi 198 cm, dia berkebangsaan Belanda. Dia meninggal saat melaksanakan tugas lapangan untuk menjelajahi rawa di kawasan yang sekarang menjadi Ranca Upas, yang sampai saat ini mayatnya tidak pernah ditemukan.
Oleh masyarakat setempat dipercaya bahwa arwah Upas, masih ada di alam dunia ini. Pada tahun 1960-1980, masih banyak masyarakat setempat yang bertemu dengan Upas saat mencari kayu bakar di hutan. Konon dikatakan bahwa Upas selalu memakai topi laken (koboi) dengan diameter yang lebar lengkap dengan seragam Perhutani yang pada masa itu berwarna coklat dengan kepala menunduk ditutupi topi lebarnya.
Pernah dikatakan seseorang menemukan sebuah batu dengan bentuk hampir menyerupai macan yang sedang duduk. Namun sampai saat ini, batu tersebut masih menjadi mitos masyarakat setempat.
Menurut sejarah sebenarnya, asal mula kata “Upas” sebenarnya adalah berasal dari jenis pohon beracun dari keluarga moraceae yang dinamakan Upas.
Pada saat dibangun sebuah penangkaran rusa di Ranca Upas oleh pihak Perhutani, hanya seorang juru kunci yang dapat melakukan pemanggilan terhadap rusa-rusa tersebut dan memberikan makanan secara langsung, dia adalah Abah Taji. Namun sekarang setiap orang dapat berinteraksi dan menikmati keindahan dari makhluk yang bertanduk indah ini.
Monkey Forest Ubud jadi destinasi darmawisata yang amat terkenal di Pulau Bali. Berada di Ubud, tempat darmawisata yang satu ini juga jadi posisi yang banyak didatangi oleh turis. Baik turis asing atau dalam negeri, sering melapangkan waktunya buat tiba ke tempat ini.
Apalagi tempat ini tiap bulannya didatangi tidak kurang dari 10 ribu turis. Para wisatawan juga tiba ke tempat ini bukan cuma sebab kehadiran monyet- monyet. Tetapi pula sebab Monkey Forest Ubud ini diketahui selaku salah satu tempat bersih oleh warga Hindu yang terdapat di Ubud.
Monkey Forest Ubud ini pula diketahui dengan julukan Area Darmawisata Wenara Hutan. Semacam namanya, tempat ini ialah lingkungan yang dengan cara spesial terbuat buat tempat bermukim para monyet. Apalagi keseluruhan ada sebesar 340 akhir monyet yang bermukim di hutan ini.
Ada dekat 4 golongan monyet yang beralamat di Hutan Monyet Ubud ini. Monyet yang bermukim di mari tercantum merupakan monyet akhir jauh yang memiliki julukan latin Macaca fascicularis. Tidak cuma itu, Hutan Monyet Ubud ini pula ialah rumah buat 115 genus tumbuhan.
Lokasi Monkey Forest Ubud
Monkey Foret Ubud ini terdapat di Dusun Padangtegal. Warga di dusun itu juga betul- betul melindungi kelestarian hidup monyet yang terdapat di Hutan Monyet. Terlebih monyet- monyet di mari ialah ikon kebatinan, dan memiliki kedudukan ekonomi serta bimbingan untuk warga setempat.
Sejarah Monkey Forest Ubud
Pendirian Monkey Forest Ubud ini ialah usaha warga Hindu Bali buat melaksanakan prinsip agama mereka, ialah Tri Hata Karana. Tri Hata Karana ini ialah 3 prinsip yang wajib dijalani buat dapat mendapatkan keceriaan. Oleh sebab itu, mereka juga mau menghasilkan Hutan Monyet Ubud ini ebagai posisi buat dapat melindungi harmonitas orang dengan area.
Monkey Forest Ubud ini tidak cuma dibuat buat alat pelestarian para monyet serta pepohonan yang terdapat di situ. Di mari pula ada pura yang diucap dengan julukan Candi Pura Dalem Agung Padangtegal ataupun diucap pula Sacred Monkey Forest Sanctuary. Warga setempat juga sering melakukan seremoni spesial di pura yang dicoba selaku wujud hidmat pada para binatang, diucap dengan julukan Tumpek Kandang serta Tumpek Download.
Tiket masuk Monkey Forest Ubud
Semacam perihalnya tempat darmawisata di Bali yang lain, para wisatawan yang mau bertamu ke Monkey Forest Ubud diwajibkan buat melunasi karcis masuk. Per 1 Januari 2016, para wisatawan yang telah berusia berumur lebih dari 12 tahun dikenakan karcis masuk sebesar 40 ribu rupiah per orang. Sedangkan buat kanak- kanak, dikenakan bayaran masuk sebesar 30 ribu rupiah per orang.
Panduan dikala berkunjung ke Monkey Forest Ubud
Sepanjang terletak di zona Monkey Forest Ubud, para wisatawan wajib mencermati sebagian perihal. Terlebih kehadiran monyet di hutan ini amat dihormati oleh warga dekat. Janganlah hingga wisatawan melaksanakan aksi yang dikira tidak meluhurkan para monyet.